hadis tentang lingkungan pendidikan
Seorangpendidik baik guru maupun orang tua harus bersikap adil terhadap anak - anaknya dalam segala hal. b. Dalam masalah hibah terhadap anak harus dilakukan secara merata dan sama atau tidak semua. c. Anak berhak menerima keadilan, tetapi makna keadilan yang sesungguhnya tidak selalu diartikan sama.
Dalampendidikan ada lima faktor yaitu: faktor tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan, dan millieu (lingkungan). [29] Sebagian ulama berpendapat tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam perkembangan fitrah anak untuk tidak condong kepada agama tauhid, antara lain yaitu:
Hadisnabi Muhammad SAW yang diharapkan dapat memberi pengaruh jangka panjang kepada manusia sehingga dapat 6 Maulana Ismail, Pendidikan Lingkungan Prespektif Al-Qur'an dan Aktualisasinya tentang konsep pengelolaan lingkungan merupakan bentuk manifestasi . Jurnal Al-Ta'dib Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2014 .
a) memberikan makanannya, sebagaimana sabda rasulullah saw ; Kewajiban memelihara dan melindungi hewan. Ayat dan hadist tentang lingkungan pendidikan bab i pendahuluan 1. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Bertentangan dengan hadis ini, karena yang menyerupai monyet dianggap tak termasuk golongan nabi.
Hasilpenelitian ini menjelaskan tentang urgensitas pendidikan keluarga berkaitan dengan stabilitas perkembangan anak, pemberian pemahaman terkait kebutuhan-kebutuhan anak yang harus dipenuhi oleh orang tua, termasuk di dalamnya kebutuhan pendidikan, keteladanan, keamanan (fisik/psikologis), serta gambaran tentang pendidikan berwawasan fase
nhôm không tan trong dung dịch nào sau đây.
Abstract . Educational environment is needed in the education process, because the educational environment serves to support the process of teaching and learning, a comfortable environment and support for the implementation of an education is needed. The environment is distinguished into the biological environment, the non-living natural environment, the artificial environment and the social environment. Education is one of the first obligations for parents. In Islam, the person most responsible for the education of the child is the parent. The family is the "smallest people" who have leaders and members, has a division of work and work, and the rights and obligations of each member. The best exemplary education for children is if both parents are able to connect their child with the example of Rasûlullâh SAW, as uswah of all mankind. A positive school environment is a school environment that provides facilities and motivation for religious Environment, Education
ArticlePDF Available AbstractThis article tries to examine and study the position of the family as an educational environment in the perspective of the Prophet's hadith. In any learning activity, environmental factors play a very important role, because through the environment one's character, character and character can be developed. The environment gives its own style and color for human development. Family is the first environment for every child to get an education, even the family is the first bastion for every child to avoid hell. The study of hadith begins with mentakhrij hadiths related to the family environment, then carries out I'tibar sanad and review of sanad hadith and then explains the hadith on two things, namely; 1 fitrah is both good and bad potential at the same time, the possibility of being a Muslim and a polytheist. Simply put, fitrah here is defined as the potential to hold on to religion as well as the possibility of not holding on to religion. 2 The urgency of the family as an educational environment for a child. To develop a child's potential in a good direction, the first, foremost and very important educational environment for a child is the family environment, because children get their first experience with the family, especially from their parents. Parents or mothers and fathers play an important and influential role in the education of their children. Therefore, parents and family as an educational environment need to take steps to develop a child's nature or potential. Among these steps is Luqmanul Hakim's educational model described in QS. Luqman 31 12 – 19 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 209 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... JSBPSDM 342022, Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga dalam Perspektif Hadits Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3 Universitas Islam Negeri UIN Alauddin E mail ibnumahmud69 ABSTRAK Artikel ini mencoba menelaah dan mengkaji kedudukan keluarga sebagai lingkungan pendidikan dalam persfektif hadits Nabi. Dalam kegiatan pembelajaran apapun, faktor lingkungan memegang peranan yang sangat penting, karena dengan melalui lingkungan dapat dikembangkan watak, sifat dan karakter seseorang. Lingkungan memberi corak dan warna tersendiri bagi perkembangan manusia. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap anak untuk mendapatkan pendidikan, bahkan keluarga merupakan benteng pertama bagi setiap anak agar terhindar dari neraka. Kajian hadits dimulai dari mentakhrij hadits-hadits yang terkait dengan lingkungan keluarga, kemudian melakukan I’tibar sanad dan tinjauan sanad hadits dan selanjutnya penjelasan hadits tentang dua hal, yaitu; 1 fitrah adalah potensi baik dan buruk sekaligus, kemungkinan menjadi muslim dan musyrik. Sederhananya, fitrah di sini diartikan sebagai potensi berpegang pada agama sekaligus kemungkinan tidak berpegang pada agama. 2 Urgensi keluarga sebagai lingkungan pendidikan bagi seorang anak. Untuk mengembangkan potensi anak ke arah yang baik, maka lingkungan pendidikan yang pertama, utama dan sangat penting bagi seorang anak adalah lingkungan keluarga, karena anak mendapatkan pengalaman pertamanya bersama keluarga terutama dari orang tuanya. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan penting dan berpengaruh dalam pendidikan anak-anaknya. Oleh karena itu orang tua dan keluarga sebagai lingkungan pendidikan perlu mengambil langkah-langkah untuk tumbuh kembangnya fitrah atau potensi anak. Diantara langkah tersebut adalah model pendidikan Luqmanul Hakim yang diuraikan dalam QS. Luqman 31 12 – 19 Kata Kunci Lingkungan Keluarga - Fitrah ABSTRACT This article tries to examine and study the position of the family as an educational environment in the perspective of the Prophet's hadith. In any learning activity, environmental factors play a very important role, because through the environment one's character, character and character can be developed. The environment gives its own style and color for human development. Family is the first environment for every child to get an Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 210 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... education, even the family is the first bastion for every child to avoid hell. The study of hadith begins with mentakhrij hadiths related to the family environment, then carries out I'tibar sanad and review of sanad hadith and then explains the hadith on two things, namely; 1 fitrah is both good and bad potential at the same time, the possibility of being a Muslim and a polytheist. Simply put, fitrah here is defined as the potential to hold on to religion as well as the possibility of not holding on to religion. 2 The urgency of the family as an educational environment for a child. To develop a child's potential in a good direction, the first, foremost and very important educational environment for a child is the family environment, because children get their first experience with the family, especially from their parents. Parents or mothers and fathers play an important and influential role in the education of their children. Therefore, parents and family as an educational environment need to take steps to develop a child's nature or potential. Among these steps is Luqmanul Hakim's educational model described in QS. Luqman 31 12 – 19 Keywords Family Environment - Fitrah PENDAHULUAN Sistem pendidikan, baik yang berorientasi Islam maupun pendidikan umum, setidaknya memiliki enam unsur, yaitu; a bahan ajar, b tujuan pendidikan, c lingkungan pendidikan, d siswa, e pendidikan dasar dan f guru. Padahal dalam praktiknya, perhatian harus diberikan pada enam potensi atau aspek yang merupakan unsur penting yang harus dioptimalkan bagi siswa, karena keenam unsur tersebut memegang peranan yang sangat mendasar dalam pelaksanaan proses pengajaran. Dalam kegiatan pembelajaran apapun, faktor lingkungan memegang peranan yang sangat penting, karena dengan melalui lingkungan dapat dikembangkan watak, sifat dan karakter seseorang. Lingkungan memberi corak dan warna tersendiri bagi perkembangan manusia. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari tiga lingkungan yang bertanggung jawab atas proses dan kegiatan pendidikan. Lingkungan tersebut adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat Rasyid, 2020 112 Menurut Dzakiah Daradjat, lingkungan dalam arti luas meliputi iklim dan geografi pemukiman, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain, lingkungan adalah segala sesuatu yang berwujud dan ada dalam hakikat kehidupan yang terus berkembang. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak maupun tidak bergerak, peristiwa atau benda yang memiliki keterkaitan dengan manusia.Darajat, 2006 63 Para ahli pendidikan khususnya ahli pendidikan Islam sepakat bahwa lingkungan Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 211 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... pendidikan terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ada beberapa ayat Allah dalam Alquran dan Hadits Nabi yang menjelaskan pentingnya keluarga sebagai salah satu lingkungan pendidikan. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap anak untuk mendapatkan pendidikan, bahkan keluarga merupakan benteng pertama bagi setiap anak agar terhindar dari neraka. Hal ini terlihat dalam firman Allah QS. At-Tahrim 66 6 Terjemahnya Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.Depag, 2009 560 Mengenai makna ayat di atas sebagaimana diterangkan oleh adh-Dhahhak dan Muqatil bin Hayyan dalam tafsir Ibnu Katsir mereka mengatakan“Adalah kewajiban setiap Muslim untuk mendidik keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, dalam berbagai hal tentang apa yang Allah perintahkan untuk mereka lakukan dan apa yang dilarang-Nya untuk mereka lakukan” Ghoffar dan Ihsan, 2018 46 Keluarga yang dimaksud bukan hanya dua orang tua, melainkan keluarga yang digambarkan oleh Syafril dan Zelhendri Zeni, yang menurutnya keluarga adalah kelompok primer yang terdiri dari sejumlah kecil kerabat. Keluarga dapat berupa keluarga inti atau keluarga besar yang meliputi ayah, ibu, anak, paman/tante, kakek/nenek, kakak/adik, pembantu dan lain-lain, dan bentuk seperti itu sangat umum dalam struktur masyarakat Indonesia. Meskipun ibu adalah anggota keluarga yang pada awalnya memiliki pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, tapi pada akhirnya semua anggota keluarga ikut serta dalam interaksi dengan anak, selain faktor iklim masyarakat, faktor lain seperti budaya, tingkat ekonomi, gaya hidup, kondisi keluarga dan sebagainya. Semu ini juga mempengaruhi perkembangan anak. Dengan kata lain, situasi dan kondisi umum keluarga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.Syafril dan Zen, 2017 94 Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 212 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... TAKHRIJ HADITS TENTANG KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN Menurut bahasa, Takhrij memiliki beberapa arti, diantaranya berasal dari kata kharaja yang berarti terlihat dari tempatnya, ataupun kondisinya, terpisah dan juga terlihat. Demikian pula kata al-ikhraj berarti menampilkan dan menunjukkan, dan al-makhraj berarti asal muncul, dan akhraja al hadits wa kharrajahu berarti mengungkapkan hadits dan menunjukkan kepada orang serta menjelaskan tempat asalnya. Menurut peristilahan, Takhrij yaitu menunjukkan tempat hadits dalam sumber aslinya dan menunjukkan mata rantai hadits itu serta menjelaskan kedudukan hadits jika dianggap perlu.Al-Qaththan, 2008 189. Menurut Syuhudi Ismail, takhrij yaitu mencari atau menelusuri suatu hadits dalam berbagai kitab hadits sebagai sumber asli suatu hadits, sehingga menentukan matan dan mata rantai hadis tersebut. Ismail, 1992 43 Takhrij Hadits merupakan kegiatan yang sangat penting dalam melakukan penelitian hadis. Ada 3 tiga alasan mengapa fungsi Takhrij sangat penting sebagaimana dikemukakan oleh Asep Herdi, yaitu 1 Untuk mengetahui asal usul periwayatan hadits yang diteliti. Sulit untuk mempelajari status dan kualitas hadits kecuali asal-usulnya diketahui terlebih dahulu. 2 Agar dapat mencari tahu seluruh riwayat hadits yang mau diteliti. 3 Agar mudah mengetahui ada atau tidaknya penguat dan muttabi'. Boleh jadi ada riwayat lain yang sanadnya mendukung sanad yang diteliti. Herdi, 2014 136 Upaya menelusuri, mengambil dan mencatat hadits dari berbagai buku hadits mashadir al-asliyah untuk mengidentifikasi hadits tertentu yang diinginkan dengan perawi dan sanad-sanad hadits diupayakan dan menggunakan metode. Menurut Syuhudi Ismail metode takhrij-hadist ada dua macam, yaitu metode takhrij al-hadist bi al-lafzh pencarian hadits melalui transmisi, metode takhrij al-hadist bi al-maudhu pencarian hadits tentang subjek atau tema masalah. Jadi tujuan utama mentakhrij hadits adalah untuk mengetahui asal usul hadits yang ditakhrij dan status hadits menurut penerimaan dan penolakan. Ismail, 1991 17 Adapun penelitian hadits pada artikel ini, penulis menggunakan metode takhrij dengan lafazh. takhrij bi al-lafzh yaitu penulusuran kata-kata. Kata yang menjadi dasar pencarian adalah kata , dan atau langsung digabungkan antara kata tersebut, jika penelusuran hadits tidak akan berhasil jika hanya menggunakan kata saja atau kata saja maupun saja. Penelusuran hadits menggunakan beberapa Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 213 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... aplikasi mesin pencari hadits bain secara online maupun offline, Aplikasi Hadits Soft dari Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia serta Kitab-kitab hadits dalam bentuk Pdf. Setelah dilakukan penelusuran dengan lafazh yuuladu, al-fithrah dan yuhawwidaanihi serta menggabungkan yuuladu alaa al-fithrah, maka akan muncul hadits-hadits yang terkait dengan lafazh tersebut. Dari takhrij ini diperoleh hadits-hadits tentang peran keluarga utamanya orang tua terhadap tumbuh kembang anak dalam islam. Melalui penulusuran software/aplikasi pencari hadits ditemukan dalam 7 tujuh kitab hadits sebanyak 22 duapuluh dua buah hadist yang dapat dijadikan rujukan tentang pentingnya keluarga sebagai lingkungan pendidikan. Akan tetapi, tidak semua hadis tersebut akan ditakhrij dikarenakan alasan tekhnis. Adapun ke 22 dupuluh dua hadits tersebut adalah sebagai berikut 1 Dalam Shahih Bukhari dinukilkan sebanyak 5 buah hadits yaitu; hadits no 1270, 1271, 1296, 4402 dan no 6110. 2 Dalam Shahih Muslim dinukilkan sebanyak 3 buah hadits yaitu; hadits no 4803, 4804, dan hadits no 4805. 3 Dalam Sunan Tirmidzi dinukilkan 1 hadits yaitu hadits no 2064. 4 Dalam Sunan Abu Daud dinukilkan 2 buah hadit yaitu hadits no 4091 dan 4093. 5 Dalam Musnad Ahmad dinukilkan 6 buah hadits yaitu; hadits no, 6884, 7387, 8739, 8949, 9851 dan hadits no 14277. 6 Dalam Muwaththa Malik dinukilkan 1 buah hadits yaitu; hadits no 507. 7 Dalam Shahih Ibnu Hibban dinukilkan 4 buah hadits yaitu; hadits no 128, 129, 130, dan hadits no 133. Adapun dalam artikel ini, akan dilakukan penelusuran sanad, matan dan rawi hadits serta penjelasan matan hadits akan difokuskan pada hadits Bukhari no 1296 dan hadits Abu Daud no 409. I’TIBAR SANAD Sebelum dilakukan I'tibar dan membahas mata rantai hadis, sangat penting untuk memahami 3 tiga unsur pokok hadis, yaitu rantai periwayatan sanad, matan dan rawi. Sanad, matan dan rawi adalah elemen penting dalam hadits. Ketiganya terkait satu dengan yang lain. Sanad merupakan pendahuluan dari matan. Matan adalah isi/substansi hadits yang diriwayatkan oleh perawi, dan adapun rawi adalah orang yang menyampaikan hadits.Haerdi, 2014 51. Berikut penjelasan singkat Asep Herdi dalam buku untuk memahami ilmu hadits; Herdi, 2014 50-53 Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 214 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... 1. Sanad Menurut bahasa, Sanad adalah rujukan atau sandaran, tempat merujuk. Adapun sanad berdasar istilah, adalah jalan yang mengantarkan ke jalur hadis. Sanad terdiri atas semua penutur dimulai dari orang yang mencatat hadis dalam kitabnya Kitab Hadits sampai pada Nabi. Sanad memberikan kesan keaslian cerita dalam kaitannya dengan fungsinya. Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi yang berbeda-beda dalam satu lapisan rantai, lapisan rantai tersebut disebut “thabaqah” cabang keilmuan hadits yang membahas tentang status perawi hadits. Pentingnya jumlah sanad dan penutur dalam setiap thabaqah sanad sangat menentukan derajat atau kualitas hadits tersebut. 2. Matan Dari segi bahasa, kata "matan" atau "al-matn" berarti dataran yang meninggi Mairtafa'a minal ardi. Adapun menurut istilah “Kalimat yang menjadi tempat diakhirinya sanad.” Atau dengan kata lain, Lafazh-lafazh hadits yang mengandung makna tertentu. Selain itu, ada juga kalimat yang lebih sederhana yang menyebutkan bahwa matan adalah akhir dari sanad gayah al-sanad. Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa matan mengacu pada materi atau 3. Rawi Bagian penting ketiga dari hadits adalah rawi . Kata “rawi” atau “ar-rawi” berarti orang yang menceritakan atau membawakan hadis nagil al-hadits. Pada dasarnya, sanad dan rawi adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Sanad hadits dalam setiap tabaqah juga disebut perawi. Perawi mengacu pada orang yang menceritakan, menerima dan menyampaikan hadits. Adapun yang membedakan antara rawi dengan sanad adalah pada interpretasi mereka terhadap hadits. Orang yang menerima hadits dan kemudian menyusunnya menjadi satu kitab disebut perawi. Oleh karena itu, perawi dapat disebut sebagai mudawwin orang yang mencatat dan mengumpulkan hadits. Demikian juga dia disebut dengan mukharrij, karena ia yang menerangkan para perawi dalam sanad dan derajat hadits itu kedalam bukunya. Khon, 2012 115 Selanjutnya penelusuran sanad, matan dan rawi hadits hadits Bukhari no 1296 dan hadits Abu Daud no 4091, sebagaimana dibawah ini Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 215 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... 1. Hadits Shahih Bukhari no 1296 Terjemahnya Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya Hadits Soft, 2022 no 1296 Dalam hadits ini Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi dengan kunyah Abu Abdillah yang lebih dikenal dengan Al-Bukhari merupakan mukharrij hadits, sekaligus sebagai periwayat terakhir yang menerima hadis dari Adam bin Abu Iyas Al-Asqalani yang berkunyah Abu Al-hasan dari kalangan tabi’ut tabi’in sezaman dengan tabi’in dan merupakan salah seorang guru Imam Bukhari w 220 H yang menerima dari Muhammad bin Abdurrahman bin Al-Mughirah bin Al-Harits bin Abi Dzi’b yang berkunyah Abu Al-Harits dari kalangan tabi’in 80 H - 159 menerima dari Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab berkunyah Abu Bakar dikenal dalam periwayatan dengan nama Az-Zuhri dari kalangan tabi’in junior 58 H – 124 H yang mendengar hadits dari Abdullah bin Abdurrahman bin Auf berkunyah Abu Salamah merupakan kalangan tabi’in pertengahan 24 H - 94 H dan mengambil hadits dari Abdurrahman bin Sakhr berkunyah Abu Hurairah dari kalangan sahabat 19 SH – 59 H yang mendengar langsung dari Rasulullah. Jika sanad hadits tersebut diatas dibuat dalam tabel, maka akan terlihat seperti dibawah ini; Abdurrahman bin Sakhr Abu Hurairah Abdullah bin Abdurrahman bin Auf Abu Salamah Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-Zuhri Muhammad bin Abdurrahman bin Al-Mughirah bin Al-Harits Abu Dzi’b Adam bin Abu Iyas Al-Asqalani Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi Bukhari Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 216 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... 2. Hadits Abu Daud no 4091 Terjemahnya Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuannya-lah yang menjadikan ia yahudi atau nashrani. Sebagaimana unta melahirkan anaknya yang sehat, apakah kamu melihatnya memiliki aib?" Para sahabat bertanya "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang meninggal saat masih kecil?" Beliau menjawab "Allah lebih tahu dengan yang mereka lakukan”.Hadits Soft, 2022 no 4091 Dalam hadits ini Sulaiman bin Asy’ats bin Syidad bin Amru bin Ishak bin Basyir bin Amar al-Azdi al-Sijistani yang berkunyah yang lebih dikenal dengan Abu Daud 202 H – 275 H merupakan mukharrij hadits, sekaligus sebagai periwayat terakhir yang menerima hadis dari Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab dengan kunyah Abu Abdurrahman dan dikenal dengan nasabnya Al-Qa’naby w 221 H guru dari Abu Daud, Bukhari, Muslim ini merupakan tabi’ut tabi’in menerima hadits dari Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir yang berkunyah Abu Abdullah dan lebih dikenal dengan Imam Malik 93 H – 179 H merupakan tabi’ut tabi’in dari kalangan tua dan merupakan salah seorang guru dari Imam Syafi’I, menerima hadits dari Abdullah bin Dzakwan Abu Az-Zanad dengan kunyah Abu Abdurrahman yang lebih dikenal dengan Abu Az-Zinad dari kalangan tabi’in 65 H – 131 H menerima hadits Abdurrahman bin Hurmuz berkunyah Abu Daud dikenal dalam periwayatan dengan laqabnya Al-A’raj dari kalangan tabi’in pertengahan w 117 H berguru kepada para sahabat termasuk dan mengambil hadits dari gurunya yaitu, Abdurrahman bin Sakhr berkunyah Abu Hurairah dari kalangan sahabat 19 SH – 59 H yang mendengar langsung dari Rasulullah. Jika sanad hadits Abu Daud tersebut diatas dibuat dalam tabel, maka akan terlihat seperti dibawah ini; Abdurrahman bin Sakhr Abu Hurairah Abdurrahman bin Hurmuz Al- A’raj Abdullah bin Dzakwan Abu Az-Zanad Az-Zinad Malik bin Anas bin Malik bin Amir Malik Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab Al-Qa’nabi Sulaiman bin Asy’asy bin Syidad bin Amru bin Ishak bin Basyir bin Amar al-Azdi al-Sijistani Abu Daud Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 217 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... Berikut ini skema sanad hadits yang ditelusuri diatas Setelah menelaah sanad hadits di atas, dapat dipahami bahwa semua perawi sanad hadits Bukhari dan Abu Dawud di atas bersifat tsiqah dan sanad hadits Mukharij Bukhari dan Abu Dawud bersambung sampai pada Rasulullah bersambung sebagai asal atau sumber hadits. Dan sebagaimana juga ditegaskan oleh beberapa jalur sanad lain yang mendukung sanad hadits yang sedang di telaah, bahkan ada hubungan guru-murid di antara perawi terdekat. Dari sini dapat disimpulkan bahwa dari segi kualitas, hadits-hadits tentang keluarga sebagai lingkungan pendidikan dalam tinjauan hadits yang ditelaah adalah shahih karena beberapa alasan Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 218 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... Pertama; Ittishal al-sanad Sanadnya bersambung antara seorang perawi dengan perawi lainnya. Terjadinya pertalian antara seorang guru dengan seorang murid diantara perawi seperti yang telah disebutkan, misalnya Bukhari yang merupakan murid Adam bin Abu Iyas dan Abu Daud adalah murid Abdullah bin murid Maslamah Al-Qa'nab dan lainnya. Kedua; Para perawi hadis dari awal rantai periwayatan sampai akhir rantai periwayatan adalah 'adl tetap dalam iman dan kepribadian yang saleh dan dhabit hafalannya baik dan tidak berbeda dengan riwayat yang kuat. Ketiga; Hadis-hadis ini tidak syadz tidak berseberangan hadits shahih dan tidak termasuk hadits yang cacat mu'allal. Walaupun hadits di atas secara kualitas shahih, namun hadits tersebut secara kuantitas adalah hadits ahad dan tidak dapat mencapai tingkatan mutawatir karena hanya Abu Hurairah yang meriwayatkan hadits tersebut. Menurut penulis, hadits-hadits yang ditelaah ini adalah hadits Ahad gharib mutlak. Hal ini berdasarkan keterangan dari Mahmud Al-Tahhan yang dikutip oleh H. Idri bahwa hadits gharib yang mutlak adalah hadits yang diriwayatkan hanya sendiri di thabaqat sahabat.Idri, 2013, 150 Adapun hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi, dan dijamin tidak akan bersepakat dusta dengan perawi serupa hingga akhir sanad. Umar, 2020 47 Mengenai kesendirian Abu Hurairah sebagai perawi hadits, tidak perlu lagi didiskusikan lebih lanjut karena secara umum sudah dipahami bahwa semua sahabat adalah orang-orang yang adil. Rahman, 1974 98. PENJELASAN MATAN Dengan mencermati matan hadits tersebut diatas, maka akan ditemukan dua pokok pembahasan; a Pokok pertama terdapat pada lafazh . Lafazh ini menjelaskan bahwa setiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Menurut Ahmad Tafsir, fitrah adalah potensi baik dan buruk sekaligus, kemungkinan menjadi muslim dan musyrik. Sederhananya, fitrah di sini diartikan sebagai potensi berpegang pada agama sekaligus kemungkinan tidak berpegang pada agama.Tafsir, 2009 203 Untuk mengembangkan potensi anak ke arah yang baik, maka lingkungan pendidikan yang pertama, utama dan sangat penting bagi seorang anak adalah lingkungan keluarga, karena anak mendapatkan pengalaman pertamanya bersama keluarga terutama dari orang tuanya. Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 219 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... b Poin lain yang dibahas dalam hadits diatas adalah lafazh kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi. Lafazh ini menekankan peran lingkungan keluarga dalam membentuk baik buruknya kepribadian seorang anak. Islam memandang keluarga sebagai lingkungan yang paling berpengaruh bagi pembentukan kepribadian anak. Itu karena 1 Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidak hanya bersifat materi saja tetapi juga spiritual dan teologis. Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam mengembangkan kepribadian anak merupakan perintah Tuhan. 2 Selain pengaruh empiris sehari-hari, orang tua juga mempengaruhi faktor keturunan dan genetika, yaitu. bakat dan kepribadian, dan juga hubungan darah pada anak. 3 Kedua anak tinggal atau lebih banyak di rumah dari pada luar rumah. 4 Orang tua atau keluarga sebagai pengaruh pertama, dan pengaruh yang lebih awal ini lebih kuat daripada pengaruh yang belakangan. Nata, 2010 299 Orang tua adalah pendidik pertama dan terpenting bagi anak-anaknya, karena anak-anak menerima pendidikan pertama dari mereka. Bentuk pendidikan pertama ditemukan dalam kehidupan keluarga. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan penting dan berpengaruh dalam pendidikan anak-anaknya. Sejak kelahiran sang anak, sang ibu selalu berada di sisinya. Oleh karena itu, ia meniru perilaku ibunya dan biasanya anak lebih menyayangi ibunya jika ibunya melakukan pekerjaannya dengan baik. Seorang ibu adalah orang pertama yang dikenal seorang anak, yang pertama menjadi temannya, dan yang orang pertama untuk mencurahkan isi hatinya. Dengan memahami semua yang ada di dalam hati anaknya, seorang ibu dapat memenangkan hati anaknya selamanya, bahkan ketika sang anak sudah mulai tumbuh menjadi dewasa.Darajat, 2006 63 Hafiz Ibrahim, seorang penyair, mengungkapkan; Terjemahnya Ibu adalah sebuah madrasah pendidik pertama anaknya, Yang jika kamu menyiapkannya Berarti kamu menyiapkan lahirnya sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya. Pengaruh ayah terhadap anaknya juga besar. Di mata putranya, dia adalah supremasi tertinggi dan orang paling cerdas yang dia kenal. Cara seorang ayah melakukan Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 220 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... pekerjaannya sehari-hari mempengaruhi cara anaknya bekerja. Ayah adalah penolong utama, terutama bagi anak-anak yang lebih besar, baik laki-laki maupun perempuan. Darajat, 2006 36 Seorang ayah bukan hanya pencari nafkah bagi anaknya tetapi juga pemimpin keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, hal ini berdasarkan hadits; Terjemah Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata dari Az Zuhriy berkata telah mengabarkan kepadaku Salim bin 'Abdullah dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam kepala Negara adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut." Dia 'Abdullah bin 'Umar berkata Aku mendengar semua itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku munduga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda "Dan seorang laki-laki pemimpin atas harta bapaknya dan akan diminta pertanggung jawaban atasnya dan setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.HR. Bukhari no 2232. Hadits Soft, 2022 no 2232 Sebagai lingkungan pendidikan, orang tua ayah dan ibu adalah pendidik awal dan utama karena beberapa alasan 1 Orang pertama yang dikenal anak. 2 Orang tua adalah pendidik utama karena anak banyak belajar dan menyesuaikan diri dari mereka. 3 Perubahan, pengetahuan dan nilai pada anak terjadi di rumah. 4 Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya. 5 Baik atau tidaknya akhlak anak sangat bergantung pada pendidikan yang diterimanya di rumah. 6 Pembentukan kepribadian muslim dimulai dari rumah. Daulay, 2019 215 Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 221 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... Di antara langkah-langkah yang harus dilakukan orang tua dan keluarga sebagai lingkungan pendidikan untuk tumbuh kembangnya fitrah atau potensi anak adalah model pendidikan Luqmanul Hakim yang diuraikan dalam QS. Luqman 31 12 – 19. Adapun pokok-pokok pendidikan pada ayat-ayat tersebut diatas adalah sebagai berikut; Depag, 2009 412 1. Mengajarkan kepada anak untuk selalu bersyukur kepada Allah dan menjauhi kekufuran, tergambar pada QS. Luqman 31 12 2. Memelihara iman dan menjauhi kesyirikan. QS. Luqman 31 13 3. Senantiasa berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Terutama pada ibunya yang telah mengandungnya 9 bulan dan menyusuinya selama 2 tahun. QS. Luqman 31 14 4. Mempergauli kedua orangtua didunia dengan baik, meskipun misalnya berbeda keyakinan dengan keduanya. QS. Luqman 31 15 5. Mendorong anak untuk senantiasa melakukan amal shaleh, karena sekecil apapun amalan seseorang akan diberi balasan pahala oleh Allah. QS. Luqman 31 16 6. Memerintahkan anak untuk mendirikan shalat, amar ma’ruf nahiy mungkar serta bersabar terhadap apa yang menimpa mereka. QS. Luqman 31 17 Demikian juga firman Allah dalam QS. Thaha 20 132 Terjemahnya Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa. Ayat tersebut diatas sesuai dengan hadits hasan shahih yang dikeluarkan oleh Abu Daud dalam musnadnya no 417 Terjemahnya Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi Thalib-Thabba' telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd dari Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya”. Hadits Soft, 2022 no 417 Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 222 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... 7. Membimbing anak untuk berakhlakul karimah dan menjauhkan diri dari akhlak yang buruk seperti sombong dan angkuh. QS. Luqman 31 18 8. Membiasakan anak untuk sederhana dalam berjalan dan mengeluarkan suara tidak berteriak saat berbicara dengan orang lain. QS. Luqman 31 19 Ada beberapa ayat dalam Alquran dan hadits Nabi mengenai pentingnya keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan fitrah atau potensi anak. Keluarga, terutama kedua orang tua, memiliki tanggung jawab terhadap anaknya untuk berkembang sesuai dengan potensi atau fitrahnya, Oleh karena itu, langkah yang harus ditempuh orang tua adalah membimbing dan mengajarkan akidah atau tauhid, akhlak, petunjuk shalat, amar ma'ruf nahi mungkar, serta mengajarkan kesabaran ketika Allah mencurahkan QS. Luqman 3112-19 dibahas di atas. Dan juga yang tak kalah pentingnya adalah kedua orang tua ayah dan ibu agar selalu mendo’akan anak-anaknya agar selalu dijaga dan diberi petunjuk oleh Allah. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya Depok SABIQ, 2009 Alu Syaikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Lubabut Tafsir Min Ibni Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan Al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 10 Cet. XII; Jakarta Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2018 Al-Qaththan Manna’, Mabaahits Fi Ulum Al-Hadits, terj. Pengantar Studi Ilmu Hadits Mifdhol Abdurrahman, Terjemahan Cet III; Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2008 Daradjat Dzakiah, Ilmu Pendidikan Islam, cet. 6; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2006 Daulay Haidar Putra, Pendidikan Islam Di Indonesia, Historis Dan Eksistensinya Edisi pertama Cet. I; Jakarta Kencana, 2019 Hadits Soft, Shahih Al-Bukhari, hadits no 1296 ttps// Herdi Asep, Memahami Ilmu Hadits Cet. I, Bandung Tafakur, 2014 H. Idri, Studi Hadits, Cet. II; Jakarta Kencana, 2013 Ismail Muhammad Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadits Nabi Jakarta Bulan Bintang, 1992 Ismail Muhammad Syuhudi, Cara Praktis Mencari Hadits Jakarta Bulan Bintang, 1991 Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadits Cet. I Jakarta; Amzah, 2012 Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Rajawali Pers, 2009 Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL Volume 3 Nomor 4 Oktober- Desember Tahun 2022 223 Abdul Kadir1, H. Arifuddin Ahmad2, H. Erwin Hafid3. 2022. Pendidikan dalam.... Rahman Fatchur, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Bandung PT. Al-Ma’arif, 1974. Rasyid Ramli dkk, Implikasi Lingkungan Pendidikan Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak Persfektif Pendidikan Islam, Auladuna, Jurnal Pendidikan Islam 7, No 2, 2020 Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Pertama Cet I; Depok Kencana, 2017 Tafsir Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung Pustaka Setia, 2009 Triwiyanto Teguh, Pengantar Pendidikan Cetakan; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2014 Umar Atho’illah, Ilmu Hadits Dasar Cet. I; Jombang UNWAHA Press, 2020 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Pendidikan Islam, cet. 6Daradjat DzakiahDaradjat Dzakiah, Ilmu Pendidikan Islam, cet. 6; Jakarta PT. Bumi Aksara, 2006Historis Dan Eksistensinya Edisi pertama Cet. I; Jakarta KencanaPutra Daulay HaidarDaulay Haidar Putra, Pendidikan Islam Di Indonesia, Historis Dan Eksistensinya Edisi pertama Cet. I; Jakarta Kencana, 2019H IdriH. Idri, Studi Hadits, Cet. II; Jakarta Kencana, 2013Ulumul Hadits Cet. I JakartaAbdul KhonMajidKhon, Abdul Majid, Ulumul Hadits Cet. I Jakarta; Amzah, 2012Rahman FatchurRahman Fatchur, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Bandung PT. Al-Ma'arif, 1974.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Pertama Cet I; Depok KencanaZelhendri Syafril DanZenSyafril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Pertama Cet I; Depok Kencana, 2017Tafsir AhmadTafsir Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung Pustaka Setia, 2009
HADITS TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Di sisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal sekolah saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan berlangsung dalam tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan dalam perspektif islam, maka ada beberapa konsep yang dilahirkan baik itu dari Al-qur'an, Hadits, maupun dari para cendekiawan muslim. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai Hadist tentang lingkungan pendidikan lingkungan keluarga dan masyarakat. A. LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA b. Hadits yang Berkaitan dengan Lingkungan Pendidikan Keluarga Diantara hadits yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan keluarga adalah sebagai berikut 1. Orang tua sangat menentukan arah perilaku anak قَالَ النَّبِيُّ صَلَّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِه Artinya “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Namun, kedua orang tuanya mungkin dapat menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. HR. Bukhori dan Muslim Anak merupakan karunia sekaligus ujian bagi bagi manusia. Anak merupakan amanah yang menjadi tanggung jawab orang tuanya. Ketika pertama kali dilahirkan ke dunia, seorang anak dalam keadaan fitrah dan berhati suci lagi bersih. Lalu kedua orang tuanyalah yang memegang peranan penting pada perkembangan berikutnya, apakah keduanya akan mempertahankan fitrah dan kesucian hatinya ataukah malah merusak dan mengotorinya. Seorang anak ibarat adonan yang siap dibentuk sesuka orang yang memegangnya, atau ibarat kertas putih bersih yang siap untuk dituliskan apapun diatasnya. Jika kedua orang tuanya membiasakannya pada kebaikan, maka dia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Sebaliknya jika keduannya membiasakannya pada keburukan, maka diapun akan tumbuh menjadi buruk pula. 2. Azan dan iqamah saat anak baru lahir حَدَثَنَا مُسَدَّدٌ يَحْيَ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَثَنِيْ عَاصِمُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ عَنْ عُبَيْدِاللهِ بْنِ اَبِيْ رَافِعِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ أَذَّنَ فِيْ اُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ Artinya “Musaddad telah menyampaikan suatu hadits kepada kami, Musaddad berkata Yahya telah menyampaikan hadits tersebut kepada kami dari Sufyan, Sufyan berkata Ashim bin Ubaidillah menyampaikan hadits kepadaku dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari bapaknya, dia Abi Rafi’ berkata “Saya telah melihat Rasulullah SAW mengumandangkan azan pada telinga Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya, dengan azan shalat”. HR. Abu Dawud Kalimat azan yang dibisikkan kepada bayi yang baru lahir merupakan Pendidikan yang berupa pengenalan pertama tentang agama. Kalimat-kalimat tersebut mencerminkan dasar-dasar agama islam yaitu berupa pengenalan akan adanya Allah yang Maha Besar yang tidak ada tuhan melainkan Dia. 3. Melatih untuk beribadah حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيْسَى يَعْنِي ابْنَ الطَّبَّاعِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ الرَّبِيعِ بْنِ سَبْرَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا الصّبِيَّ بِالصَّلاَةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيهَا Artinya “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi Thalib-Thabba’ telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Saad dari Abdul Malik bin Ar-Rabi’ bin Sabrah dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata Nabi SAW bersabda “Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila telah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakanya”. HR. Abu Dawud Sejak dini, seorang anak sudah harus dilatih ibadah. Diperintah untuk melakukannya dan diajarkan hal-hal yang halal serta yang haram. Orang tua mempunyai tanggung jawab agar anak-anak dan keluarganya bebas dari siksa api neraka. Untuk membebaskan anak dan keluarganya dari siksa api neraka maka hendaklah memberikan Pendidikan dan pengajaran di dunia sebagaimana mestinya. Pendidikan dan pengajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan proses pertumbuhan jiwa seseorang dalam mencapai kedewasaan. Dalam hadits ini menunjukkan diperbolehkannya memukul anak untuk mendidik anak jika mereka melakukan perbuatan yang melanggar syariat, jika anak tersebut telah mencapai usia bisa menerima pukulan dan mengambil pelajaran darinya. Hal ini biasanya terjadi di usia sepuluh tahun, dengan syarat pukulan tersebut tidak terlalu keras dan tidak pada wajahnya. B. LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT a. Hadits yang Berkaitan dengan Lingkungan Pendidikan Masyarakat Diantara hadits yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan masyarakat adalah sebagai berikut 1. Hadits tentang menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ, كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ, يَعْدِلُ بَينَ الاِثْنَينِ صَدَقَةٌ, وَيُعِيْنُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا, أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ, وَالكَلِمَةٌ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ, وَكُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ, وَيُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ Artinya “Setiap ruas tulang pada manusia wajib atasnya shodaqoh untuknya pada setiap hari matahari terbit, seseorang yang mendamaikan antara dua orang yang bertikai adalah shadaqoh, menolong seseorang untuk menaiki hewan tunggangannya lalu mengangkat barang-barangnya ke atas hewan tunggangannya adalah shodaqoh, ucapan yang baik adalah shodaqoh, setiap langkah yang dijalankan menuju sholat adalah shodaqoh, dan menyingkirkan sesuatu yang bisa menyakiti atau menghalangi orang dari jalan adalah shodaqoh”. HR. Bukhori Hadits tersebut menunjukkan bahwa dalam islam, sekecil apapun perbuatan baik akan mendapat balasan dan memiliki kedudukan sebagai salah satu pendukung akan kesempurnaan keimanan seseorang. 2. Hadits tentang larangan berburuk sangka عَنْ أَبي هُرَيرَةَ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ Artinya “Dari Abu Hurairah Nabi bersabda Jauhilah oleh kalian berprasangka kecurigaan, karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan”. HR. Bukhari dan Muslim Dalam hadits tersebut, diperintahkan untuk tetap memelihara persaudaraan dengan menjahui berburuk sangka kepada orang lain. 3. Hadits tentang larangan ghibah/menggunjing عَنْ أبِي هُرَيرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عليهِ وسلّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفْرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ Artinya “Tahukah kamu apa itu menggunjing? Para sahabat menjawab Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasul berkata kamu menyebutkan apa yang tidak disukai saudaramu. Ada yang bertanya “bagaimana jika yang ku katakan ada pada saudaraku itu?”. Rasul menjawab jika apa yang kamu katakana itu ada pada saudaramu, berarti kamu telah ghibah dan jika tidak ada pada dirinya maka kamu sungguh telah berbuat dusta terhadapnya”. HR. Muslim Dalam hadits tersebut diperintahkan untuk menjauhi perbuatan ghibah, karena perbuatan ghibah dapat menimbulkan adu domba kepada orang lain. b. Implementasi hadis tentang lingkungan pendidikan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa hadis diatas kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu melalui dengan cara berperilaku dimasyarakat. Sebagai contoh tiga hadis yang ada pada lingkungan pendidikan yang diajarkan oleh keluarga, disitu kita dapat mengetahui bahwa kita lahir dalam keadaan yang fitrah, yaitu beragama islam dan juga suci, hal ini dapat kita lihat, ketika kita baru lahir seorang anak diadzankan oleh orang tuanya hal ini untuk menunjukan bahwa kita mempercayai adanya keagngan Allah SWT, sebagai maha pencipta dan tuhan yang harus kita sembah. Setelah mempercayai adanya Allah, kita dapat melihat dengan penerapan shalat sebagai wujud kita taat kepada Allah. Seorang kedua orang tua boleh memukul anaknya yang berusia 7 tahun ketika ia tidak melakukan shalat, memukul bukan bentuk kekerasan kepada anak, melainkan cara mendidik yang benar oleh kedua orang tua dalam bentuk kebaikan. Pendidikan kedua orang tua sangat berpengaruh pada kepribadian seorang anak untuk kedepannya. Implementasi selanjutnya dapat kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu dengan cara melakukan kebaikan sekecil apapun kita hidup kita akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Manusia hidup harus melakukan shodaqoh, disini shodaqoh berfungsi sebagai pembersihan harta untuk diri seseorang sebagi wujud kesempurnaan keimanan seseorang. Selain shodaqoh sebagai wujud kesempuranaan keimanan seseorang, kita harus meyakini bahwa kita diciptakan oleh Allah SWT, kita harus berbaik sangka kepadan-Nya, semisal kita memiliki keinan tetpai Allah berkehandak lain diluar ekspetasi kita, kita harus meyakini bahwa segala sesuatu atas kehendak Allah SWT, selain itu, dalam kehidupan bermasyarakat kita dilarang untuk mengghibah/menggunjing, dikarenakan dosa ghibah lebih besar daripada dosa zina. Orang yang ghibah//menggunjing seseorang sama dengan kita mencela Allah SWT, Kita diciptakan didunia dalam bentuk dan keadaan yang sama hanya saja, yang membedakan adalah tingkat krimanan dan ketakwaan kita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan Islam dalam perspektif hadis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hadis dalam konteks pendidikan Islam sangat penting untuk dikaji dan dianalisis sebagai pemahaman konsep pendidikan. Tulisan ini mencoba melihat pendidikan Islam melalui perspektif hadits, dimana hadits menjadi sumber kedua setelah Al-Qur'an yang merupakan sumber utama dan terpenting Islam. Pengertian hadits pendidikan menjelaskan tentang kandungan hadits-hadits yang berkaitan dengan pendidikan Islam merupakan hal yang sangat urgen untuk diketahui dan dijadikan acuan dalam dunia pendidikan, terkhusus pendidikan Islam. Banyak hal atau topik hadits yang berbicara tentang pendidikan Islam; tujuan pendidikan Islam; pendidik; peserta didik; dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pendidikan baik metode pendidikan maupun materi pendidikan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4 Nomor 6 Desember 2022 Halaman 7397 - 7402 Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis Tamjidnoor UIN Antasari Banjarmasin, Indonesia e-mail tamjidnor Abstrak Kajian ini bermaksud untuk mengetahui konsep pendidikan Islam dari perspektif hadits. Penelitian ini menggunhendak metode kualitatif deskriptif. Hadits dalam konteks pendidikan Islam sangat penting dalam memahami dan menganalisis konsep pendidikan. Tulisan ini mencoba untuk memikirkan pendidikan Islam dari perspektif hadits. Hadits ialah sumber informasi kedua setelah Al-Quran, sumber Islam yang paling utama dan penting. Hasil penelitian tentang pentingnya hadis pendidikan menggambarkan kandungan hadis terkait pendidikan Islam yang sangat urgen diketahui dan informatif dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. Banyak hal dan topik hadits tentang pendidikan Islam. Maksud pendidikan Islam; pendidik; peserta didik; hal-hal yang menyangkut proses pendidikan, baik metode ataupun bahan pengajaran. Kesimpulan kebenaran dalam hadits juga sesuai oleh kebenaran yang diterima oleh pikiran dan jejak sejarah yang ditemukan dalam berbagai literatur. Kata Kunci Konsep, Pendidikan Islam, Perspektif Hadis. Abstract This study aims to define the concept of Islamic education in terms of hadith. This study used a descriptive qualitative method. Hadiths in the context of Islamic education are very important to study and analyze in order to understand the concept of education. This article considers Islamic education from the perspective of hadith, his second most important source of information on Islam after the Qur’an. The results of research on the understanding of educational hadiths interpret the content of hadiths related to Islamic education that are much needed for understanding and reference in the educational community, especially in Islamic education. Many issues or hadith topics related to Islamic education. The purpose of Islamic education; educators; learners; matters concerning the educational process, including teaching methods and materials. The truth conclusions in the hadiths are also consistent with the truths accepted through common sense and historical evidence found in various sources. Keywords Concept, Islamic Education, Hadith Perspective. Histori Artikel Copyright c 2022 Tamjidnoor Corresponding author Email tamjidnor ISSN 2656-8063 Media Cetak DOI ISSN 2656-8071 Media Online 7398 Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis - Tamjidnoor DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 PENDAHULUAN Berbicara ilmu dari sudut pandang Islam berbeda oleh hukum Islam dan peraturan perundang-undangan buatan manusia lainnya. Sebagaimana Allah nyatakan dalam berbagai ayat Al-Qur'an, Islam sangat menjunjung tinggi, menghormati, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat ilmu dan manusia yang berilmu. Salah satunya mengatakan dalam ayat 11 Al-Qur'an "Sesungguhnya Allah hendak meninggikan derajat manusia yang beriman dan menimba ilmu di antara kamu." Barni’, 2008. Lewat ayat ini dapat dikatakan bahwa konsep ilmu dalam ajaran Islam bukan semata-mata didasarkan pada banyaknya ilmu yang dipelajari. Namun ilmu yang sejati ialah ilmu yang pada umumnya dianggap bermanfaat oleh manusia. Oleh karena itu, Islam sangat mementingkan aspek ini, karena berkaitan langsung oleh kepentingan dan kenaikan pola hidup manusia, pembentukan peradaban, dll. Al-Qur'an menganjurkan umat Islam untuk mencari, memperoleh dan mempelajari ilmu dan hikmah, serta menempatkan manusia yang berilmu pada kedudukan yang sangat tinggi. Menuntut ilmu ialah suatu keharusan, karena Islam sangat mementingkan ilmu. Islam juga mengajari bahwa dalam penerapan ilmu berlaku prinsip-prinsip ruang dan waktu yang tak berhingga dan tak berdimensi. Artinya, Anda dapat belajar kapan pun, di mana saja Fasih, 2016. Seperti ulama lain yang telah menempatkan ilmunya di tempat yang sangat istimewa, termasuk syekh Hadits, Imam Buhari Rohimahura, dibuktikan oleh menulis kitab dalam kitab sucinya yang diberi nama Kitabur Illumi setelah Kitabur meyakini. Pentingnya status ilmu seperti yang didefinisikan oleh Mu'awiyah disebutkan dalam hadits. Dia berkata Aku telah mendengar suara Rasulullah. Dikatakan "Allah menghendaki manusia yang baik untuknya, dan Allah hendak memahami agamanya."Jasman, Haditsialah dasar pendidikan Islam pendapat Al-Qur'an yang melihat Nabi SAW. Sebagai contoh bagi umatnya, “Nabi SAW tentu ialah teladan yang baik” QS. Al-Ahzab [33]21. Di awal perjalanannya menyebarkan Islam, Nabi SAW mengajari dan mengamalkan sikap dan perilaku yang baik kepada para istri dan para sahabatnya. Setelah itu, teman-teman juga berlatih dan mengajar yang lain Baskoro, Bagaimanapun, usia Nabi berhasil mencetak generasi yang bermoral, sikap religius spiritual, budi pekerti akhlak, kecerdasan, dan untuk menunjukkan kepada generasi penerus bagaimana membangun dan memperkuat. Nabi SAW mendobrak paham pagan hingga menyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban untuk menyembah Allah sebagai Pencipta, Penguasa dan Pelindung umat manusia. Penyucian Jiwa dan Pengakuan Tauhid oleh Nabi SAW. bdk. Ali Imran [03] 164 Mengajar dan mendidik oleh memikirkan kondisi dan kondisi masyarakat pada saat itu. Kedudukannya sebagai pendidik bukan hanya terfokus pada ranah kreativitas, tetapi juga pada aspek rasa dan karsa. Shamad, 2014. Bukan hanya itu, Nabi SAW menunjukkan kesempurnaannya sebagai seorang pendidik dan guru karena mencakup semua aspek pendidikan seperti yang telah ditentukan oleh para ahli pendidikan terlatih teman-temannya, emosional Rasulullah Saw tegas menanamkan nilai-nilai dan keyakinan pada teman-temannya. Namun, tugas ini harus diserahkan kepada para profesional yang dapat menjadi pendidik profesional. Nabi SAW menyinggung hal ini dalam kutipannya yang terkenal. Berdasarkan hadits tersebut, para ahli sepakat bahwa seorang guru yang profesional ditandai oleh penguasaan bidang ilmu yang akan diajarkan, pengetahuan tentang cara mengajar yang efektif dan efektif, serta akhlak akhlak alkarima yang meningkat. Farida, 2018. Guru profesional, sebaliknya, bukan pernah berhenti belajar, membaca, dan meneliti, sehingga ilmu yang diberikan selalu up to date. Dalam pengertian ini, dia harus belajar, belajar dan meneliti sepanjang hidupnya. Lidinillah, Hal ini sejalan oleh hadits Nabi SAW, “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat.” Guru yang berhenti belajar bukan hanya ingin ditinggalkan oleh siswanya, tetapi juga ingin disalahpahami dan dibingungkan. Karena teori dan konsep yang diajarkan kepada siswa mungkin sudah bukan relevan lagi Fitriana, 2020. 7399 Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis - Tamjidnoor DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Hadits ialah sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur'an, dan hampir semua umat Islam sepakat bahwa Hadits ialah salah satu hukum yang harus mereka patuhi. Untuk itu hadis mengambil pendekatan fungsionalis dalam menggali konsep pendidikan Fauzi, Di salah satu sudut dunia pendidikan Islam, pendidikanialah bagian yang sangat penting dalam membimbing kehidupan manusia. Karena lewat pendidikan manusia datang ketenaran dan kemuliaan di bumi. Dari sudut pandang Malik Fahal, subjek pendidikan bukan pernah sepenuhnya dibahas, karena mempengaruhi orang dan memberi mereka pengertian dan arah alami dari keberadaan alami mereka. Hidayat, 2016. Singkatnya, dasar-dasar pendidikan Islam harus dipelajari secara luas dan menyeluruh untuk memandu tren dan langkah-langkah dalam pengembangan pendidikan, yang bukan dapat dipisahkan dari landasan, yaitu Alquran, hadits, dan ijtihad yang dilakukan oleh para ulama. Demikian sabda Nabi SAW sebagaimana dijabarkan dalam hadis. Nabi-Nya” Al-Bukhari, Hadits di atas ialah wasiat yang diperlihatkan Nabi SAW kepada umatnya dan dibagikan di saat-saat terakhir hidupnya. Dalam wasiat, Haditsialah pedoman kedua setelah Al-Qur'an. Kajian sebelumnya “Achmad Yasli, Pendidikan dari Perspektif Muslim”. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pendidikan Islam telah mengalami kemajuan yang baik dalam perkembangan akhlak peserta didik. Hal ini dilakukan oleh memberikan latihan dan kebiasaan di kelas. Karya sebelumnya “Siti Komarya, Pendidikan dari Perspektif Hadits”. Studi tersebut menyimpulkan bahwa karena pendidikan memiliki manfaat, ia dapat mengubah masyarakat bodoh menjadi manusia terbaik. Penelitian sebelumnya “Pendidikan Islam dari Perspektif Abdul Muhid, Hadits”. Kesimpulan dari penelitian ini ialah pembinaan karakter siswa dilakukan oleh guru agama Islam dan tercermin dalam sikap dan perilaku siswa yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas moral dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dicirikan oleh membentuk pemahaman Islam yang utuh dan komprehensif, melestarikan ilmu yang dipelajari, mengembangkan ilmu yang diperoleh dan menjaganya di jalur syariah. Hasil pendidikan Islam ialah jiwa yang tenteram, akal yang arif dan kuat, serta amal yang banyak. Oleh latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk membahas lebih jauh konsep pendidikan Islam dari perspektif hadits. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif disertai oleh kajian pustaka. Penelitian ini ialah penelitian kepustakaan dimana kegiatan penelitian hanya terbatas pada bahan-bahan yang ada di perpustakaan tanpa memikirkan penelitian lapangan. Amirudin et al., 2020. Metode penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk mempelajari keadaan objek yang alamiah sebagai alat yang penting bagi peneliti. Sritama, 2019. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara etimologis, kata pendidikan diartikan sebagai bentuk pendidikan, dan kata benda yang berasal dari kata “siswa” diawali oleh “pe” dan diakhiri oleh “an”. Pengertian Etika dan Intelijen Pendidikan erat kaitannya oleh education yang berarti pendidikan dalam bahasa Inggris dan tabiyah, talim dan taqib dalam bahasa Arab. Kata pendidikan awalnya berasal dari bahasa Yunani pädagogie dan mencakup dari dua kata paes dan kemudian. Kata paes berarti anak-anak dan kata kemudian berarti saya memimpin. Oleh karena itu, secara etimologis, pengasuhan yang stabil dikaitkan oleh kegiatan konseling, terutama karena anak-anak ialah objek dari pengasuhan. Munir, 2015. Ta `līm dan al-ta'dīb semuanya secara etimologis diartikan sebagai tuntunan dan tuntunan. Namun, para pendidik memiliki kecenderungan yang berbeda mengenai penggunaan ketiga kata tersebut. Kata Al Talbiyah dalam Risan Al Arab berakar dari tiga kata Rabba Yarub penambahan. Rabba Yarva Meningkat dan Rabba Yarbu Meningkat Daulay et al., Pertama, pendidikan memiliki misi untuk mengangkat jiwa dan memperluas pemikiran seseorang. Kedua, pendidikan mencakup dari penerimaan dan pengajaran siswa. Pendapat Abd, Al-Fatah lebih universal daripada Al-Talubiyyah terkait kata Al-Tarim 7400 Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis - Tamjidnoor DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 karena Al-Tarim dikaitkan oleh ilmu. Pengetahuan ini dianggap sangat berharga dalam Islam. Apalagi al-Attas justru lebih suka menggunakan istilah al-Tadib. Sebab, pendapatnya, al-Talbiya terlalu luas dan bukan hanya mencakup pendidikan manusia tetapi juga pendidikan hewan. Baginya itu terbatas pada manusia. Fattah, 2017. Pengertian pendidikan yang berasal dari kata al-ta'lim dalam hadits ini ialah bahwa kata al-ta'lim secara implisit mengandung emosi, seperti yang diungkapkan oleh Abdul Fattah Jalal dalam Samsul Nizar. Kata al-ta'lim juga menekankan perilaku yang baik akhlak al-karimah dan oleh demikian aspek selain aspek kognitif dan psikomotorik. Al-ta'lim lebih umum. Artinya, proses menyampaikan pengetahuan yang berbeda kepada jiwa individu tanpa batasan atau kondisi. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang berbeda dari binatang, jadi kita perlu mendorong pemikiran yang baik. Pertumbuhan dan perkembangan potensi psikologis peserta didik harus diperhatikan pertama-tama pada saat merancang dan melaksanakan pendidikan. Lewat pengembangan intelektual, siswa dibimbing untuk membentuk kemitraan sosial dalam kehidupan dan mencapai kehidupan yang bahagia di kehidupan ini dan selanjutnya. Untuk mencapai maksud tersebut, keberadaan pendidikanialah bagian integral dari pembangunan peradaban. Proses iniialah maksud mulia karena berkaitan oleh penyebarluasan ilmu sebagai salah satu tugas umat manusia, ranah kekhalifahan. Pengertian pendidikan yang ditawarkan dalam hadits ini ialah proses pendidikan yang menitikberatkan pada kenaikan dan penyempurnaan akhlak dan etika. Dalam maksudnya, istilah al-ta'dib menitikberatkan pada upaya membangun seorang muslim yang berakhlak mulia. Kata Altarbiya disini berarti mendidik, merawat, membimbing. Dalam pengertian ini, mendidik baik secara fisik maupun mental. Kata bagal juga digunakan oleh Tuhan. Mungkin karena Tuhan mendidik, merawat, bahkan mencipta. Dari sini kita juga dapat mengathendak bahwa al-tarbiyyah memiliki empat elemen dasar 1. Mengembangkan dan memelihara fitrah peserta didik sebagai orang dewasa. 2. Keluarkan potensi penuh Anda dan jadilah sempurna. 3. Bimbing semuanya oleh sempurna secara alami. 4. Melaksanhendak pendidikan secara berjenjang. Al-Talbiyah oleh demikianialah bentuk pembinaan manusia yang berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan Istimullah untuk terbentuknya manusia yang bertakwa. Lewat Fiqriyyah akal, Sulukiyah akhlak dan pembangunan fisik. Oleh karena itu manusia membutuhkan bimbingan, pendidikan, trubya, petunjuk, peringatan agar mereka dapat melihat dan mengatur kedudukan alamiahnya sesuai oleh kehendak Tuhan. Pendapat Munir Mursiy Sarhan, pendidikan ialah proses sadar yang langsung atau bukan langsung menyesuaikan individu oleh lingkungan sosial-sosial. Al-Ghazali dalam tulisan Abidin bin Rusun berpendapat bahwa pendidikan ialah proses menumbangkan kehendak manusia sejak lahir sampai akhir hayat lewat berbagai ilmu berupa petunjuk langkah demi langkah kenaikan. Proses belajarialah komitmen orang tua dan masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga menjadi manusia seutuhnya. 19 Amir Daien mendefinisikan pendidikan sebagai dukungan yang diberikan oleh mereka yang secara sadar dan sengaja membebankan kewajiban fisik dan mental kepada anak-anak untuk membantu mereka mencapai kedewasaan. Narawi, di sisi lain, mendefinisikan pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan jiwa manusia dan menyesuaikan perilaku dan emosinya dalam segala aspek kehidupan untuk mencapai maksud yang diinginkan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pendidikan memberikan pengetahuan bukan hanya dalam dimensi jasmani tetapi juga dalam dimensi rohani. Oleh karena itu, pendidikan oleh pendidik bukanlah proses sementara dan memakan banyak waktu. 7401 Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis - Tamjidnoor DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Pendidikan ialah proses pencapaian maksud akhir pendidik. Pada hakekatnya maksud yang dicapai lewat pendidikanialah perwujudan nilai-nilai ideal yang dibentuk oleh manusia-manusia ideal. Nilai-nilai ideal tersebut mempengaruhi dan membentuk pola kepribadian manusia. Tingkah laku lahiriahialah cermin yang memproyeksikan ke dalam jiwa manusia nilai-nilai ideal yang disebut sebagai produk dari proses pendidikan. Maksud pendidikan, khususnya pendidikan Islam, menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, terutama aspek moral. Ini ialah abstraksi, tetapi manifestasi moralitas ditemukan dalam sikap, tindakan, dan tindakan individu. Oleh karena itu harus ditekankan bahwa maksud pendidikan ialah untuk secara akurat menggambarkan harapan dalam proses pendidikan. Tanpa maksud yang jelas, semua kegiatan proses pendidikan bukan memiliki arah yang jelas, bahkan pendidikan pun terancam gagal. Selanjutnya maksud akhir pendidikan ialah agar peserta didik menjadi manusia sempurna Insan Kamil yang mengaku taat dan bertakwa kepada Tuhan. Maksud akhir pendidikan Islam ialah mewujudkan cita-cita ajaran Islam. Yakni, menunaikan misi menjadi khalifah di muka bumi, hamba Allah, dan membahagiakan manusia di dunia dan di akhirat. Hal ini sesuai oleh pernyataan Imam Ghazali dalam tulisan Abdurrahman Massoud bahwa maksud pendidikan Islam ialah a kesempurnaan manusia menuju takab kedekatan oleh Tuhan, dan b kesejahteraan. Ini mengacu pada kejujuran manusia. Berbahagialah di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, maksud akhir pendidikan khususnya pendidikan Islam ialah menjadi muslim yang utuh yang beriman, taqwa, berilmu, beramal dan berakhlak mulia guna memperoleh kredibilitas sebagai khalifah di muka bumi. Inilah realisasi Dan sebagai hamba Tuhan. “Bagi orang tua yang merawat anaknya oleh baik, ini lebih utama daripada bingkisan.” Istilah pendidikan dalam hadits di atas berasal dari kata al-ta`dīb, yang bersinonim oleh arti al-tarbiyah. atau akan. Meskipun kata ini bukan ditemukan dalam al-Qur'an untuk menunjukkan makna pendidikannya, namun kata tersebut sering disebutkan dalam hadits di samping teks-teks hadits. Saya jelaskan bahwa istilah pendidikan sudah mengandung unsur pengetahuan 'ilm, pengajaran ta' līm dan pengembangan yang baik tarbiyah. Muhtarom, 2016. Kedua, kata tadeeb, secara konseptual sudah mengandung unsur ilmu yang benar, pendidikan, dan pendidikan. Dari sudut pandang ini, Nurcholish Madjid sependapat bahwa kata al-ta`dīb dalam arti adab juga digunakan dalam konteks sastra, profesi, sosial, dan etika. Alquran menyatakan bahwa teladan ideal manusia yang beradab ialah Nabi. Oleh karena itu, dalam kaitannya oleh pendidikan, tadib mengacu pada dimensi akhlak. Mayasari, Maksud umum pendidikan Islam ialah menjadikan orang terpelajar menjadi hamba Allah yang saleh, pemimpin yang dijanjikan dan manusia sempurna yang ingin mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat Chaer, 2016. Maksud pendidikan ialah untuk membawa perubahan yang diinginkan dalam perilaku individu lewat proses pendidikan, dalam kehidupan pribadi, kehidupan sosial, lingkungan, atau pendidikan dan proses pendidikan. Sebagai aktivitas manusia itu sendiri dan dalam hubungannya oleh para profesional HAM di masyarakat Firmansyah, 2019. Pendapat konsep di atas, suatu pelatihan dianggap gagal atau bukan lengkap jika peserta pelatihan bukan berubah setelah menyelesaikan pelatihan. Agar terukur, maksud yang jelas harus dirumuskan sebelum setiap proses pendidikan dilaksanakan. Rumusan ini dapat dikaji oleh menggunakan sumber-sumber pendidikan Islam, yaitu Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama. Fauziyah, 2018. SIMPULAN Bukan dapat dipungkiri bahwa Haditsialah ekspresi konkrit dari ajaran Islam Al-Qur'an tentang tugas-tugas Nabi. Hadits pada hakekatnya ialah penafsiran dan pengamalan ajaran Al-Qur'an. Hadits ialah tafsir Al-Qur'an. Oleh karena itu, bukan dapat disangkal bahwa hadits bukan hanya dianggap sebagai fondasi pendidikan Islam. Kebenaran hadits juga konsisten oleh kebenaran yang diterima lewat literatur umum dan bukti sejarah. Bukan ada keraguan bahwa pesan Islam ini dikonfirmasi oleh Allah dan Rasul-Nya. Mereka yang mematuhinya akan mendapat pahala di dunia dan di akhirat. Ketika Islam dijadikan pedoman dalam 7402 Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis - Tamjidnoor DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 segala bidang dan aspek kehidupan, apalagi pendidikan, manusia perlu mencari petunjuk dan tetap berada di jalan yang benar. , pemisahan konsep studi agama dan dunia, pendidikan agama dan pendidikan seni liberal. DAFTAR PUSTAKA Al-Bukhari, S. Karakter Pendidik Dalam Kitab Hadis. 138. Amirudin, N., Muhammad, S., & Ulum, S. 2020. Karakteristik Peserta Didik Yang Ideal Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits. Jurnal Pendidikan Islam, 92, 15. Barni’, M. 2008. Dasar Dan Maksud Pendidikan Islam. 7, 18. Baskoro, A. Hadis-Hadis Rasulallah Saw. Tentang Pendidik. 02, 12. Chaer, M. T. 2016. Pendidikan Inklusif Dan Multikultur Dalam Perspektif Hadis Nabi Saw. Cendekia Journal Of Education And Society, 142, 209. Https// Daulay, D. A. R., Ag, M., & Nurmawati, D. Penilaian Pendidikan Dalam Persfektif Hadist. 123. Farida, S. N. 2018. Hadis-Hadis Tentang Pendidikan Suatu Telaah Tentang Pentingnya Pendidikan Anak. Diroyah Jurnal Studi Ilmu Hadis, 11, 35–42. Https// Fasih, A. R. 2016. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Dalam Tinjauanal-Qur’an Dan Al- Hadist. 11. Fattah, A. 2017. Konsep Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Hadits. Tarbawi Jurnal Pendidikan Agama Islam, 12, 113–122. Https// Fauzi, A. Urgensi Dan Keutamaan Serta Kedudukan Ilmu Yang Bermanfaat Sebagai Aset Akhirat. 12. Fauziyah, N. L. 2018. Pendidikan Akhlak Peserta Didik Dan Pendidik Dalam Perspektif Hadis Nabi. Almarhalah Jurnal Pendidikan Islam, 21, 51–70. Https// Firmansyah, M. I. 2019. Pendidikan Agama Islam Pengertian, Maksud, Dasar, Dan Fungsi. 172, 12. Fitriana, D. 2020. Hakikat Dasar Pendidikan Islam. Tarbawy Jurnal Pendidikan Islam, 72, 143–150. Https// Hidayat, R. 2016. Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia Lpppi. Jasman, E. Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. 131. Lidinillah, D. A. M. Urgensi Ilmu Dalam Kehidupan. 21. Mayasari, D. Membentuk Lingkungan Pendidikan Islami Perspektif Hadits Nabi Saw. 02, 13. Muhtarom, A. 2016. Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hadis. An-Nidzam Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Studi Islam, 31, 15–34. Https// Munir, A. 2015. Pendidikan Usia Dini Dalam Perspektif Hadis. 2, 11. Shamad, M. Y. 2014. Urgensi Mengajari Dan Memasyarakatkan Hadis-Hadis Nabi Saw. 9. Sritama, I. W. 2019. Konsep Dasar Dan Teori Pendidikan Agama Islam. 51, 15. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MuhtaromPemeliharaan lingkungan bukanlah sekedar estetika keindahan semata namun lebihpada implementasi tujuan diberlakukannya nilai-nilai ajaran Islam. Upaya melestarikanlingkungan hidup juga sudah dilakukan Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah hadisdijelaskan bahwa Nabi melarang menebang pohon sidrah pohon bidara sebagaimanadiriwayatkan oleh imam Abu Dawud dalam hadis nomor 4561. Pemahaman yang bisadicapai dalam hadits tersebut adalah , bahwa pemeliharaan lingkungan merupakanpenjagaan dan realisasi dari kelima tujuan syariat tersebut. Oleh karena itu, apabilaada manusia yang berbuat kerusakan atau merusak lingkungan, maka dianggap telahmelanggar syariat Islam. Upaya membangun kesadaran lingkunngan seharusnyadilakukan melalui pendidikan, pelatihan pembinaan, dan penanaman nilai-nilaiajaran Islam, yang bersumber dari dalil-dalil al-Quran dan al-Hadis. Kemudian upayamembangun kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup tersebut juga harusdilakukan secara terus menerus sehingga membentuk karakter bagi setiap individuuntuk yang selanjutnya membentuk kesadaran intrinsik bagi setiap individu dalammenyikapi fenomena lingkungan hidup. Moh. Toriqul ChaerThe study of the association or social interaction in Islamic education serves as the urgent problembecausea good social interaction is likely to affectstudents’ good behavior in a pluralistic society and religious culture. Students’ understanding of this substance has become a very important resource in instilling the inclusive and multicultural education. This article presented and examined the hadiths which were relevant to Islamic educational materialsregarding the instructional issues of social interaction, tolerance, and cooperation such as Muamalah rights and Islamic preaching. The study revealed that the hadiths related to social interaction with non-Muslims had notrecommended to be rude to the non-Muslims if they did not hurt and harm the Muslims. This is consistent with the meaning of Islam itself that is to save and is not to be a device that punishthe people who do not believe in Allah, and Islam should be the spirit of unlimited ocean full of love who is able to frame the diversity in Indonesia. إن دراسة الصلة الاجتماعية في عالم التربية الإسلامية مهمة، لأن الصلة الاجتماعية الطيّبة تؤدّى إلى السلوك الحسن للطلاب في المجتمع المتعدد الثقافات والأديان. وإن فهم الطلاب لهذه أصبح مادة مهمة في ضوء غرس قيم التربية الشاملة والمتعددة الثقافات. حاولت هذه المقالة عرض الأحاديث المناسبة بمواد التربية الإسلامية المتعلقة بالاتصال الاجتماعي والتسامح والتعاون، مثل الأحاديث عن حقوق المعاملة والدعوة الإسلامية. وثمة أحاديث متعلقة بالاتصال الاجتماعي بغير المسلمين, وأشارت الأحاديث إلى أنّه ليس هناك حثّ على إيذاء غير المسلمين إذا كانوا لا يؤذين المسلمين ولا يضرّونهم. وهذا كما يوجد في معنى الإسلام المنجّي وليس جهازا لتحكيم جميع الناس الذين لا يؤمنون به، وهو يكون ناشرا لروح المحبّة لجميع الناس في ضوء التعدّدات في FitrianaTulisan ini membahas tentang hakikat dasar pendidikan Islam. Metode penelitian ini menggunakan literature research atau penelitian kepustakaan yang akan dianalisis dan disimpulkan. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan studi pustaka yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menggunakan data-data yang berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan Islam dari buku-buku, jurnal, koran, internet dan sumber lainnya yang relevan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang lebih mengutamakan penggalian, penemuan, pembacaan, penjelasan dan penyampaian makna atau simbol data yang tersurat dan terserat dari data yang dikumpulkan. Hasil penelitian ini berupa 1 Pengertian Pendidikan Islam, 2 Dasar pendidikan Islam, 3 Fungsi pendidikan dalam Islam, 4 Tujuan Pendidikan dalam Islam, 5 Hubungan antara Tujuan Hidup dengan Tujuan Pendidikan dalam Islam. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut Islam, yakni beribadah kepada Allah SWT. Pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan integrasi antara pendidikan aqliyah dan qalbiyah, sehingga menghasilkan manusia muslim yang pintar secara intelektual sekaligus terpuji secara Laily FauziyahMorality is a trait attached to a person and becomes his identity. Noble character is the main foundation in the formation of a perfect Muslim. In order to form a noble person, it is very important to do an early effort in building the values of noble morals, including through education. However, it is not easy to instill good morals through education. There are a number of problems encountered, namely the lack of teacher exemplary educator; school atmosphere that is not conducive; schools are less than optimal in the actualization of morals; diverse student characters who come from diverse families; lack of communication between parents of students and schools institutions; and the negative impact of the current modernization which is increasingly unstoppable. In this case Rasulullah SAW through some of the hadith gives a picture of morals that should be applied by educators and students in everyday life, such as; respect for educators and students, good manners in the majlis of science, being gentle and so on. The implementation of moral values can be done with the method of habituation, giving examples daily practice, direct advice as well as criticism or satire subtly into all relevant subjects especially in religious education and citizenship, integrating moral education into activities that are programmed or planned, establishing communication or collaboration between educational institutions and parents of students, and optimizing the role models of FattahPendidikan karakter adalah menanamkan karakter tertrtu sekaligus ,memberikan benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalani kehidupan di masyarakat. Dengan menjalani sejumlah gagasan atau model karakter tidak akan membuat peserta menjadi kratif, namun membutuhkan sebuah konsep yang matang mampu menumbuhkan karekter siswa. Salah satu konsep pendidikan karakter yang telah lama dibuat oleh Rasulullah lewat Hadits-haditsnya. Konsep pendidikan karakter yang digambarkan dalam hadist Rasulullah sangat penting untuk di kembangkan dan dipelajari. Adapun kualitas hadis tentang konsep pendidikan karakter adalah dari sanad maka hadis bersatus sahih li zatihi, demikian juga dari sahih segi matan. Sementara konsep pendidikan karakter dalam hadits ada dua. Pertama, pembentukan karakter yang didasari keteladanan akan menuai kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karenanya pengaruh keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi sang anak harus berupa orang-orang yang baik pula. Kedua,dalam pandangan Islam, manusia lahir di dunia ini membawa fitrah,potensi, kemampuan dasar, atau pembawaan hereditas. Kata Kunci Pendidikan Karakter, Perspektif Hadits ABSTRACTCharacter education is to instill certain character at once, giving the seeds so that learners are able to cultivate its distinctive character at the time into the life of the community. By taking some ideas or models will not make the character become creative participants, but requires a mature concept was able to grow the character of students. One concept of character education that have long been made by the Prophet through the Hadith-hadith. The concept of character education that is described in the hadith the Prophet is very important to be developed and studied. As for the quality of the hadith about the concept of character education is of sanad become Shahih li zatihi, as well as valid in terms of honor. While the concept of character education in the hadith there are two. First, the establishment of which is based on the exemplary character will reap goodness for himself and others. Therefore, the influence of family as the first school for the children should be good ones anyway. Secondly, in the view of Islam, man is born in this world bring the nature, potential, basic abilities, or nature heredity. Keyword Character Education, Hadith PerspektifSusan Noor FaridaIt is very important in shaping the nature and character of man to be perfect man is education. Through education, be it family, school, or neighborhood, people can open mind for instance that there is nothing in the universe, there are a lot of science. From the start that there is in humanity itself up space that is difficult to reach by the senses and in the end thinking that the universe is the creator and the rule was one of a child's education should be noted that education in childhood that will affect the character of the child as an adult later. Education of children is not only done when they are still small. But, carried in the womb until he grew up. Hadith as part of the essential teachings of islam have so many precious cargo that can be used as a foothold in the education of children of this discourse. Therefore, the authors will describe some of the hadith related to the education of childrenKarakter Pendidik Dalam Kitab HadisS Al-BukhariAl-Bukhari, S. Karakter Pendidik Dalam Kitab Hadis. Peserta Didik Yang Ideal Perspektif Al-Qur'an Dan HaditsN AmirudinS MuhammadS UlumAmirudin, N., Muhammad, S., & Ulum, S. 2020. Karakteristik Peserta Didik Yang Ideal Perspektif Al-Qur'an Dan Hadits. Jurnal Pendidikan Islam, 92, Dan Maksud Pendidikan IslamBarniBarni', M. 2008. Dasar Dan Maksud Pendidikan Islam. 7, Rasulallah Saw. Tentang PendidikA BaskoroBaskoro, A. Hadis-Hadis Rasulallah Saw. Tentang Pendidik. 02, 12.
hadis tentang lingkungan pendidikan